Profil Majelis Ta’lim Wal Maulid Ar-Ridwan



Majelis Ar Ridwan
Profil Majelis Ar-Ridwan
Profil Majelis Ta’lim Wal Maulid Ar-Ridwan

Seperti dikatakan oleh para da’i dalam mimbar-mimbarnya, duduknya seorang ulama akan membawa rahmat dan keberkahan. Ini telah banyak terbukti kebenarannya. Salah satu buktinya adalah keberadaan Majelis Ta’lim wal Maulid Ar-Ridwan.

Merubah Kemunkaran

Majelis ini sebenarnya berangkat dari keprihatinan para ulama dan habaib di Malang Raya terhadap prilaku generasi muda yang dari hari ke hari semakin jauh dari ajaran Nabi. Mereka cenderung menganut gaya hidup bebas, pergaulan bebas, narkoba, miras, dan sebagainya. Kecenderungan generasi muda dalam kehidupan yang gelap dan bertabur kemunkaran itulah menurut para ulama harus dicari jalan keluarnya, agar para kawula muda tersebut tidak semakin tenggelam dalam dunia yang penuh kemaksiatan. “Mereka tidak perlu kita hilangkan akan tetapi harus kita rubah, seperti sabda Kanjeng Nabi SAW, “idza ro-aa minkum munkaron fal yughoyyirhu bi yadhi fain-lam yastathi’ fabi lisaanihi fain-lam yastathi’ fabi qolbihi wadzaalika adh’aful iman”. Orang yang melihat suatu kemungkaran, maka harus dirubah tapi orangnya tidak dihilangkan. Rasul mengatakan rubah, beliau tidak mengatakan hilangkan. Makanya Wali Songo ketika datang mereka berdakwah tidak dengan kekerasan untuk merubah kebiasaan buruk masyarakat seperti kemungkaran, akan tetapi dengan merubah adat dari kebiasaan nenek moyang kita itu dengan adab agama. Nah, mereka generasi muda yang salah arah ini kita rubah bukan dengan kekerasan” terang Habib Jamal bin Toha Baagil sang ketua majelis tersebut. “Jika generasi muda kita itu sekarang asik dengan konvoi dan konsernya, maka hal itu harus kita rubah dengan sholawatan dan dengan majelis maulid”, tambahnya.

Nasib masa depan bangsa ini ke depan bergantung terhadap generasi mudanya sekarang ini. Jika generasinya sekarang sudah sedemikian lemah dan rapuh bagaimana dengan nasib negeri ini. Maka perlu suatu gerakan untuk mengarahkan generasi muda agar menjadi generasi yang beragama dan berakhlak.

Pertemuan Tiga Habaib

Itulah awal pemikiran dan ide pembentukan sebuah majelis yang terkenal dengan jalsatul isnain (majelis senin malam). Alkisah, ketika Habib Jamal ziaroh ke Hadromaut dan bertemu dengan Habib Abdul Qodir Umar Mauladdawilah. Di sela-sela ziaroh itu, Habib Jamal berbincang-bincang dengan Habib Abdul Qodir Umar Mauladdawilah tentang kondisi dan strategi da’wah di Malang Raya. Maka dalam dialognya tersebut Habib Abdul Qodir mendorong terwujudnya majelis yang mewadahi para pemuda. Dan ketika sowan ke guru mereka, Habib Umar bin Hafidz, Pengasuh Pesantren Darul Musthofa, Hadhromaut, hal itu dikonfirmasikan kepada Habib Umar, dan tenyata respon Habib Umar sangat positif. Dukungan Habib Umar semakin membulatkan tekad beliau berdua untuk segera mendirikan majelis tersebut. Bahkan, Habib Umarlah yang memberikan nama Ar-Ridwan untuk majelis tersebut.

Sepulang dari Hadhromaut, Habib Jamal bersama Habib Abdul Qodir dan bergandengan tangan dengan Habib Ja’far Usman Al-Jufri, mengawali dan membuka berdirinya majelis Ar-Ridwan di Masjid Al-Huda, di Embong Arab, Kota Malang. Untuk mengawali majelis yang didominasi kaum muda ini, maka beliau bertiga meminta Habib Baqir Mauladawilah dan KH. Marzuki Musytamar untuk menjadi sesepuh dari majelis tersebut.

Jadikan Nabi Muhammad SAW sebagai idola kita

Kini, Majelis Ar-Ridwan telah digandrungi oleh para pemuda. Dengan penuh semangat, mereka mengikuti kemanapun jadwal majelis tersebut digelar. Saat ini sudah banyak yang meminta untuk segera dibentuk korwil di daerah masing-masing. Merekapun juga meluaskan jaringan dengan dunia maya melalui facebook.

Pada awal berdirinya, Majelis Ar-Ridwan hanya digelar satu bulan sekali setiap hari Senin bakda Isya. Namun, setelah melihat tingginya animo masyarakat dengan meminta agar digelar di wilayahnya, akhirnya pengurus majelis jalsatul isnain itu digelar sebulan dua kali. Bahkan, ke depan ada rencana akan digelar setiap hari Senin. Untuk segala perlengkapan sound system dan atribut Ar-Ridwan semua sudah disiapkan.

Kini menjelang satu tahun terhitung sejak mulai awal berdirinya, ribuan kaum muda selalu memadati kegiatan Majelis Ar-Ridwan. Para kawula muda itu membutuhkan figur ulama yang bisa membaur dan membimbing mereka. Habib Jamal selaku ketua dari majelis ini mengajak kepada seluruh kaum muda khususnya di Malang Raya dan se-Indonesia umumnya untuk segera kembali mengidolakan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. “Jadikanlah Nabimu Muhammad SAW sebagai idolamu. Apabila kamu mengidolakan nabi, nabipun akan mencintaimu, Nabipun akan tidak melupakanmu kelak nanti di Telaga Kautsar. Jika kita bangga dengan Nabi Muhammad, maka kita harus bangga dengan sunnah-sunnah Nabi Muhammad. Tidak ada suatu kemulyaan, suatu kebanggaan bagi kita ummat Islam, khususnya para pemuda, melebihi kebahagiaan saat Nabi Muhammad hidup di hati kita. Nabi Muhammad tidak meninggal beliau hidup di hati para pemuda, para pemuda yang mencintai beliau, para pemuda yang menghidupkan dan bangga memegang syariat beliau, niscaya merekalah pemuda yang dibanggakan oleh Rasulullah SAW. Maka dari itu, kami harap untuk pemuda Malang Raya, para Arema, jika kamu bangga dengan pemain bolamu, maka kamu harus lebih bangga dengan Nabimu”.

Catatan: Majelis Ta’lim Wal Maulid Ar-Ridwan Malang Raya dilaksanakan setiap seminggu sekali pada hari Senin, ba’da isya’ awal (setelah sholat isya’). Diawali dengan sholat maghrib berjamaah di Masjid Al-Huda Embong Arab, lalu taklim umum rutinan bersama Habib Jamal Ba’agil, dilanjut sholat isya’ berjamaah, dan kemudian berangkat bersama-sama menuju lokasi majelis.sumber:majelisarridwan.org

Posting Komentar untuk " Profil Majelis Ta’lim Wal Maulid Ar-Ridwan "